source: https://nei.nih.gov/ |
Berikut adalah artikel mengenai miopia / rabun jauh / mata minus yang ditulis secara lengkap berdasarkan referensi terpercaya, untuk mendownload karya ilmiah dalam bentuk word/pdf silahkan lihat link diakhir artikel.
Miopia atau sering disebut rabun jauh atau mata minus adalah jenis kerusakan mata yang disebabkan oleh sumbu mata (jarak
kornea-retina) yang terlalu panjang atau daya bias kornea, lensa atau akuos
humor yang terlalu kuat.1
Miopia meningkat terus
dengan bertambahnya usia. Di Amerika Serikat, prevalensi miopia telah
diperkirakan 3% pada anak usia 5 sampai 7 tahun, 8% antara usia 8 smpai10 tahun, 14% antara usia
11 sampai 12 tahun, dan 25% di kalangan remaja berusia 12 sampai 17 tahun.
Dalam kelompok etnis tertentu, kecenderungan yang sama telah ditunjukkan,
meskipun persentase di setiap kelompok umur mungkin berbeda. Anak-anak etnis
Cina memiliki kecendrungan miopia jauh lebih tinggi pada semua usia. Sebuah
studi nasional di Taiwan menemukan prevalensi adalah 12% pada usia 6 tahun dan
84% pada usia antara 26 sampai 18 tahun. Hal yang sama juga ditemukan di
Singapur dan Jepang.2
Miopia memiliki karateristik yang berbeda. Miopi juvenile
didefinisikan sebagai miopia dengan
onset antara 7 sampai 16 tahun, dengan penyebab primer adalah pertumbuhan panjang
aksial. Faktor risikonya termasuk esophoria, kelahiran prematur, dan riwayat keluarga.
Di Amerika Serikat, rata-rata anak dengan miopia dilaporkan kira-kira 0,5 D tiap
tahun. Onset miopia dewasa dimulai pada sekitar 20 tahun. Sebuah studi
ditemukan miopia yang membutuhkan lensa korektif sebanyak 46%, 54% diperlukan
setelah satu tahun, dan 65% setelah dua tahun.2
Faktor etiologi tentang miopia yang kompleks, termasuk
faktor genetik dan faktor lingkungan. Terkait peran genetik, kembar identik
lebih mungkin unttuk sama-sama menderita miopia daripada kembra fraternal dan
punya hubungan orang tua dan anak. Studi etnis Cina di Taiwan menunjukkan
peningkatan prevalensi dan keparahan miopia selama kurun waktu 2 generasi, sebuah
temuan yang menunjukkan bahwa genetika saja tidak sepenuhnya bertanggung jawab
untuk miopia. Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa prestasi pendidikan
yang lebih tinggi berhubungan dengan peningkatan miopia. Gizi buruk juga
terlibat dalam berkembangnya gangguan refraksi Studi dari Afrika telah
menemukan bahwa anak-anak yang menderita malnutrisi telah meningkatkan angka
ametropia, astigmatisma, dan anisometropia.2
Ametropia berasal dari kata Yunani ‘Ametros’ yang berarti
tidak sebanding atau tidak seimbang. Sehingga yang dimaksud ametropia adalah
keadaan pembiasan mata dengan panjang bola mata tidak seimbang. Hal ini terjadi
akibat kelainan kekuatan pembiasan sinar media penglihatan atau kelaina bentuk
bola mata.3
Ametropia dalam keadaan tanpa akomodasi atau dalam keadaan
istirahat memberikan bayangan sinar sejajar pada fokus yang tidak terletak pada
retina. Pada keadaan ini, bayangan pada selaput jala tidak sempurna terbentuk.
Salah satu bentuk kelainan ametropia adalah miopi.3
Pada miopia, punctum remotum yang dekat sehingga mata
selalu dalam atau berkedudukan konvergensi yang akan menimbulkan keluham
astenopia konvergensi. Bila kedudukan mata ini menetap, maka akan menjadi
juling.3
Untuk penatalaksanaan miopi dapat dengan
menggunakan kaca mata sferis negatif dan lensa kontak. Bagi orang-orang yang
tidak nyaman pada penggunaan kacamata atau kontak lensa dan memenuhi kriteria
umur, derajat miopia dan kesehatan secara umum dapat melakukan operasi refraksi
mata sebagai alternatif atau pilhan ketiga untuk mengkoreksi miopia yang
dideritanya.4
2.1 Definisi
Miopi
Miopia atau sering disebut rabun jauh
adalah jenis kerusakan mata yang disebabkan oleh sumbu mata (jarak
kornea-retina) yang terlalu panjang atau daya bias kornea, lensa atau akuos
humor yang terlalu kuat.1
Pada miopia, panjang bola mata anteroposterior
dapat terlalu besar atau kekuatan pembiasan media refraksi terlalu kuat.
Terdapat beberapa bentuk miopia, diantaranya miopia refraktif dan miopia
aksial. Miopia refraktif yaitu miopia yang terjadi akibat pembiasan media
penglihatan kornea dan lensa terlalu kuat.Sedangkan, miopia aksial adalah
miopia yang terjadi akibat panjangnya sumbu bola mata, dengan kelengkungan
kornea dan lensa yang normal.3
2.2 Etiologi dan Faktor Resiko Miopia
Miopia
disebabkan karena terlalu kuat pembiasan sinar di dalam mata untuk panjangnya bola mata akibat :5
a.
Kornea terlalu cembung.
b.
Lensa mempunyai kecembungan yang kuat
sehingga bayangan dibiaskan kuat.
c.
Bola mata dan sumbu mata terlalu panjang
( jarak kornea – retina ) dinamakan miopia sumbu. Daya bias kornea, lensa atau
akuos humor terlalu kuat, dinamakan miopia pembiasaan.
d.
Indeks bias mata lebih tinggi dari
normal, misalnya pada diabetes melitus kondisi ini disebut miopia indeks.
e.
Miopia karena perubahan posisi lensa,
misalnya pasca operasi glaukoma mengakibatkan posisi lensa lebih ke anterior.
Secara
fisiologik sinar yang difokuskan pada retina terlalu kuat sehingga membentuk
bayangan menjadi kabur atau tidak tegas pada makula. Titik fokus sinar yang
datang dari benda yang jauh terletak di depan retina.3
Faktor penyebab miopia sangat komplek.
Terdapat kemungkinan faktor genetik/ herediter dan lingkungan berperan dalam
perkembangan miopia. Faktor genetik yang berperan bersifat multiple dan bukan
hanya satu gen, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bola mata sehingga
menyebabkan miopia.6
Terdapat fakta kuat yang mendukung dugaan bahwa kelainan
refraksi diturunkan secara genetik. Orang tua yang menderita miopia cenderung
mempunyai anak yang juga miopia. Prevalensi anak penderita miopia dari kedua
orang tua yang juga miopia adalah 30-40%. Angka ini menurun menjadi 20-25% bila
salah satu orang tua menderita miopia dan hanya 10% anak penderita miopia yang
memiliki orang tua bukan miopia. Data lain menyebutkan anak-anak kembar
monozigot cenderung memiliki kelainan refraksi yang sama bila dibandingkan
dengan kembar dizigot.6
Mekanisme terjadinya miopia memperlihatkan
bahwa faktor hambatan penglihatan seperti katarak kongenital, ptosis,
hemangioma periokular akan mempengaruhi pertumbuhan axial bola mata yang
mengarah pada miopia. Faktor genetik dari orang tua miopia akan menyebabkan
anak yang juga miopia dan akan berkembang secara progresif pada anak yang
bekerja/membaca dengan jarak dekat. Faktor ini juga bisa menyebabkan miopia
pada anak yang awalnya tidak miopia.6
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kebiasaan membaca
atau bekerja dengan jarak dekat dalam waktu lama akan menyebabkan miopia.
Tetapi mekanisme dan hubungan antara keduanya belum dapat dijelaskan. Kelainan
refraksi dan panjang sumbu mata diperkirakan lebih berhubungan erat dengan
orang tua yang juga memiliki kelainan refraksi dibandingkan dengan kebiasaan
bekerja dalam jarak dekat.6
Kebiasaan seperti belajar/membaca
lebih dari 5 jam/hari, bermain game, menonton televisi di atas 2 jam/hari akan
meningkatkan resiko miopia.15 Suatu penelitian memperkirakan penggunaan tetes
mata atropine yang lama juga akan menyebabkan miopia, walaupun metodologi
penelitiannya masih dipertanyakan. Tingkat pendidikan yang tinggi diduga kuat
berhubungan dengan prevalensi miopia yang tinggi, walaupun hubungan sebab
akibat masih belum jelas. Nutrisi juga diperkirakan berperan dalam perkembangan
beberapa kelainan refraksi. Penelitian di Afrika memperlihatkan bahwa anak-anak
dengan malnutrisi meningkatkan prevalensi miopia, astigmat dan anisometropia. 6
2.3 Klasifikasi Miopia
Menurut
derajat beratnya, miopi dibagi dalam:3
a.
Miopi ringan, dimana miopi kecil
daripada 1-3 dioptri
b.
Miopi sedang, dimana miopi antara 3-6
dioptri
c.
Miopi berat atau tinggi, dimana miopi
lebih besar dari 6 dioptri.
Menurut perjalanan
miopi dikenal bentuk:3
a.
Miopia stationer, yaitu miopia yang
menetap setelah dewasa.
b.
Miopia progresif, yaitu miopia yang
bertambah terus pada usia dewasa akibat bertambah panjangnya bola mata
c.
Miopia maligna, yaitu miopia yang
berjalan progresif yang dapat mengakibatkan alasi retina dan kebutaan atau sama
dengan miopia pernisiosa atau miopia maligna atau miopia degeneratif.
Miopia
degeneratif atau miopia maligna biasanya bila miopia lebih dari 6 dioptri
disertai kelainan pada fundus okuli dan pada panjangnya bola mata sampai
terbentuk stafiloma postikum yang terletak pada bagian temporal papil disertai
atrofi karioretina. Atrofi retina berjalan kemudian setelah terjadinya atrofi
sklera dan kadang-kadang terjadi ruptur membran Bruch yang dapat menimbulkan
ransangan untuk terjadinya neovaskularisasi subretina. Pada miopia dapat
terjadi bercak Fuch berupa biperplasia pigmen epitel dan perdarahan, atrofi
lapis sensoris retina luar, dan dewasa akan terjadi degenerasi papil saraf
optik.3
Menurit Duke Elder S,
miopia terbagi atas:7
a.
Miopia kongenital
Miopia ini dapat
terjadi pada kehamilan prematur.
b.
Miopia degeneratif
Pada umumnya miopia
simpel menjadi stabil pada usia 12-20 tahun, akan tetapi dapat terjadi
sebaliknya, akan terjadi peningkatan derajat miopia. Brucker Franceschetti
mendapatkan pada penderita yang lebih muda yaitu 5-15 tahun, disebut sebagai
miopia infantil.
c.
Miopia didapat
Miopia dapat timbul
atau menjadi progresif setelah sakit. Keadaan ini dapat terjadi pada setiap
usia, misalkan pada anak-anak yang menderita morbili, panas, atau malnutrisi,
atau pada orang dewasa setelah menderita tuberkulosis atau goiter.
2.4 Patogenesis Miopia
Beberapa
teori yang dikemukakan untuk menjelaskan terjadinya miopia, diantaranya teori
aksial, teori Steiger dan teori Sato. Teori aksial atau teori lingkungan
menyatakan bahwa status refraksi tergantung pada sumbu bola mata dan school
myopia terjadi karena faktor lingkungan yaitu akibat bekerja dalam jarak dekat
sehingga terjadi perpanjangan sumbu bola mata tanpa disertai perubahan kornea.
Tapi teori ini tidak dapat menjelaskan mekanisme perpanjangan sumbu bola mata
tersebut.6
Teori
Steiger atau teori herediter menyatakan bahwa status refraksi ditentukan oleh
kekuatan refraski kornea, lensa dan sumbu bola mata. Ketiga komponen tersebut
hanya dipengaruhi secara herediter.6
Teori
Sato atau teori lentikular atau teori refraktif menjelaskan bahwa pengaruh
lingkungan terhadap school myopia merupakan mekanisme adaptasi lensa karena
akaomodasi yang terjadi secara terus menerus. Akomodasi ini terjadi karena
penglihatan jarak dekat. Bekerja dalam jarak dekat tidak mempengaruhi kornea
dan sumbu bola mata tetapi meningkatkan kekuatan refraksi lensa.6
2.5 Diagnosis
Miopia
Dalam menegakkan diagnosis miopia,
harus dilakukan dengan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pada anamnesa, pasien mengeluh penglihatan kabur saat melihat jauh, cepat lelah
saat membaca atau melihat benda dari jarak dekat. Pada pemeriksaan
opthalmologis dilakukan pemeriksaan refraksi yang dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu dengan cara subjektif dan cara objektif. Cara subjektif dilakukan
dengan penggunaan optotipe dari snellen dan trial
lenses; dan cara objektif dengan oftalmoskopi direk dan pemeriksaan
retinoskopi. 3
Pemeriksaan
dengan optotipe Snellen dilakukan dengan jarak pemeriksa dan penderita sebesar 5-6 m, sesuai dengan jarak
tak terhingga, dan pemeriksaan ini harus dilakukan dengan tenang, baik
pemeriksa maupun penderita. Pada pemeriksaan terlebih dahulu ditentukan tajam
penglihatan atau visus (VOD/VOS) yang dinyatakan dengan bentuk pecahan :3
Jarak antara penderita
denga huruf optotipe Snellen
Jarak yang seharusnya
dilihat oleh penderita yang normal
Visus yang terbaik adalah 5/5, yaitu
pada jarak pemeriksaan 5 m dapat terlihat huruf yang seharusnya terlihat pada
jarak 5 m. Bila huruf terbesar dari optotipe Snellen tidak dapat terlihat, maka
pemeriksaan dilakukan dengan cara meminta penderita menghitung jari pada dasar
putih, pada bermacam-macam jarak. Hitung jari pada penglihatan normal terlihat
pada jatak 60 m, jika penderita hanya dapat melihat pada jarak 2 m, maka visus
sebesar 2/60. Apabila pada jarak terdekat pun hitung jari tidak dapat terlihat,
maka pemeriksaan dilakukan dengan cara pemeriksa menggerakkan tangannya pada
bermacam-macam arah dan meminta penderita mengatakan arah gerakan tersebut pada
bermacam-macam jarak. 3
Gerakan
tangan pada penglihatan normal terlihat pada jarak 300 m, jika penderita hanya
dapat melihat gerakan tangan pada jarak 1 m, maka visusnya 1/300. Namun apabila
gerakan tangan tidak dapat terlihat pada jarak terdekat sekalipun, maka
pemeriksaan dilanjutkan dengan menggunakan sinar/cahaya dari senter pemeriksa
dan mengarahkan sinar tersebut pada mata penderita dari segala arah, dengan
salah satu mata penderita ditutup. Pada pemeriksaan ini penderita harus dapat
melihat arah sinar dengan benar, apabila penderita dapat melihat sinar dan
arahnya benar, maka fungsi retina bagian perifer masih baik dan dikatakan
visusnya 1/~ dengan proyeksi baik. Namun jika penderita hanya dapat melihat
sinar dan tidak dapat menentukan arah dengan benar atau pada beberapa tempat
tidak dapat terlihat maka berarti retina tidak berfungsi dengan baik dan
dikatakan sebagai proyeksi buruk. Bila cahaya senter sama sekali tidak terlihat
oleh penderita maka berarti terjadi kerusakan dari retina secara keseluruhan
dan dikatakan dengan visus 0 (nol) atau buta total.3
Pemeriksaan oftalmoskopi direk
bertujuan untuk melihat kelainan dan keadaan fundus okuli, dengan dasar cahaya
yang dimasukkan ke dalam fundus akan memberikan refleks fundus dan akan
terlihat gambaran fundus. Pemeriksaan oftalmoskopi pada kasus yang disertai
dengan kelainan refraksi akan memperlihatkan gambaran fundus yang tidak jelas,
terkecuali jika lensa koreksi pada lubang penglihatan oftalmoskopi diputar.
Sehingga dengan terlebih dahulu memperlihatkan keadaan refraksi pemeriksa, maka
pada pemeriksaan oftalmoskopi besar lensa koreksi yang digunakan dapat
menentukan macam dan besar kelainan refraksi pada penderita secara kasar. Pada
penderita miopia, pada segmen anterior tampak bilik mata dalam dan pupil lebih
lebar dan kadang ditemukan bola mata yang agak menonjol. Pada miopia simplek,
segmen posterior biasanya terdapat gambaran yang normal atau disertai miopia
kresen yaitu gambaran bulan sabit yang terlihat pada polus posterior fundus
mata mipoia, yang terdapat pada daerah papil saraf optik akibat tertutupnya
sklera oleh koroid.3
Pada penderita miopia patologik, segmen
posterior memberikan gambaran kelainan pada badan kaca, papil saraf optik,
makula dan fundus. Pada badan kaca, dapat ditemukan kekeruhan berupa perdarahan
atau degenerasi yang terlihat sebagai floaters atau benda-benda yang mengapung
dalam badan kaca. Kadang ditemukan ablasi badan kaca yang hubungannya belum
jelas diketahui dengan keadaan miopia. Pada papil saraf optik, terlihat pigmentasi
peripapil, kresen miopia, papil lebih pucat meluas kearah temporal. Kresen
miopia dapat keseluruh lingkaran papil sehingga seluruh lingkaran papil
dikelilingi oleh daerah koroid yang atrofi dan pigmentasi yang tidak teratur.
Pada makula, berupa pigmentasi di daerah retina, kadang-kadang ditemukan
perdarahan subretina pada daerah makula. Dan seluruh lapisan fundus yang
tersebar luas berupa penipisan koroid dan retina, akibat penipisan retina ini
bayangan koroid tampak lebih jelas dan disebut sebagai fundus tigroid.3
Gambar: Stafiloma posterior pada miopia
degeneratif8
Gambar
:
Perdarahan
subretina dari membran neovaskular
koroid pada miopia degeneratif8
Gambar
:
Perdarahan
subretina dan bercak Fuch’s dari membran neovaskular koroid pada miopia degeneratif.8
Pemeriksaan streak retinoskopi
merupakan metode pemeriksaan yang dalam pelaksanaannya tidak memerlukan kerja
sama dari penderita, sehingga dapat dilakukan pada anak-anak ataupun pada orang
yang tidak dapat membaca. Retinoskopi dilakukan dalam kamar gelap, dengan jarak
pemeriksa dan penderita sejauh 1 m. Sumber cahaya terletak di atas penderita,
agak ke belakang sehingga wajah penderita dalam keadaan gelap, dan cahaya
ditujukan kepada pemeriksa yang memegang cermin, dimana cermin kemudian memantulkan
cahaya tersebut ke arah pupil penderita, sehingga pemeriksa dapat melihat
refleks fundus pada pupil penderita melalui lubang pada bagian tengah cermin.
Kemudian cermin tersebut digerak-gerakkan dan pemeriksa memperhatikan gerakan
dari refleks fundus pada mata penderita.
Pada penderita miopia akan didapatkan arah gerak refleks fundus yang berlawanan
dengan arah gerak cermin, maka perlu ditambahkan dengan lensa konkaf (minus),
sampai refleks pupil mengisi seluruh apertura pupil dan tidak lagi terdeteksi
adanya gerakan (titik netralisasi). Selain itu, pemeriksa juga perlu
memperhatikan terang, bentuk dan kecepatan gerak fundus. Refleks yang terang,
pinggirnya tegas dan gerak yang cepat menunjukkan kelainan refraksi yang
ringan, sedangkan refleks yang suram, pinggir tidak tegas dan gerak lamban
menunjukkan adanya kelainan refraksi yang tinggi.3
2.6 Penatalaksanaan Miopia
Penatalaksanaan
miopia dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:
a.
Kaca
Mata
Pengobatan
pasien dengan miopia adalah dengan memberikan kaca mata sferis negatif terkecil
yang ketajaman penglihatan maksimal.
Sebagai contoh bila pasien dikoreksi dengan -3,0 memberikan tajam penglihatan
6/6 dan demikian jika diberi S-3.25, maka sebaiknya diberikan lensa -3,0 agar
untuk memberikan istirahat mata dengan baik setelah dikoreksi.3
b. Lensa Kontak
Lensa kontak
perangkat lain yang digunakan untuk mengoreksi gangguan refraksi. Hari ini,
diperkirakan lebih dari 30 juta orang Amerika menggunakan lensa kontak. Lensa
kontak tidak seperti dengan lensa kacamata, bentuk permukaan posterior kontak
lensa dirancang untuk memiliki hubungan dengan permukaan anterior mata.2
Informasi
tertentu dibutuhkan untuk memilih kontak lensa mana yang cocok dengan pasien.
Hal ini meliputi kegiatan pasien sehari-hari dan alasan menggunakan kontak
lensa.2
Riwayat penyakit
penyerta dapat meningkatkan resiko komplikasi dalam penggunaan kontak lensa,
seperti: diabetes mellitus, terutama yang tidak terkontrol, keadaan
imunosupresi seperti AIDS, penggunaan pengobatan sistemik seperti kontrasepsi
oral, antihistamin, amtidepresan, termasuk penggunaan penggunaan topikal
kortikosteroid. Kontraindikasi penggunaan kontak lensa seperti ketidakmampuan
menggunakan kontak lensa, abnormalitas kelopak mata seperti pada bell palsy, mata
kering, dan adanya neovaskularisasi pada kornea.2
Cara
yang disukai untuk mengoreksi kelainan miopia adalah lensa kontak. Banyak jenis
lensa kontak yang tersedia meliputi lensa kontak sekali pakai yang sekarang
telah tersedia lebih dari -16 D.4
Lensa
kontak ada dua macam yaitu lensa kontak lunak (soft lens) serta lensa
kontak keras (hard lens). Pengelompokan ini didasarkan pada bahan
penyusunnya. Lensa kontak lunak disusun oleh hydrogels, HEMA (hydroksimethylmetacrylate)
dan vinyl copolymer sedangkan lensa kontak keras disusun dari
PMMA (polymethylmetacrylate).4
Keuntungan
lensa kontak lunak adalah nyaman, singkat masa adaptasi pemakaiannya, mudah
memakainya, dislokasi lensa yang minimal, dapat dipakai untuk sementara waktu.
Kerugian lensa kontak lunak adalah memberikan ketajaman penglihatan yang tidak
maksimal, risiko terjadinya komplikasi, tidak mampu mengoreksi astigmatisme,
kurang awet serta perawatannya sulit.4
Kontak lensa lunak paling sering
diresepkan dan dikenakan di Amerika Serikat. Keuntungan utama dari lensa kontak
lunak adalah periode adaptasi lebih pendek dan lebih nyaman digunakan. Jadwal
penggantian kontak lensa tergantung biaya. Kontak lensa konvensional ditukar
setiap 6-12 bulan lebih mahal.2
Kontak
lensa keras mempunyai keuntungan yaitu memberikan koreksi visus yang baik, bisa
dipakai dalam jangka waktu yang lama (awet), serta mampu mengoreksi
astigmatisme kurang dari 2 dioptri. Kerugiannya adalah memerlukan fitting yang
lama, serta memberikan rasa yang kurang nyaman.9
Pemakaian
lensa kontak harus sangat hati-hati karena memberikan komplikasi pada kornea,
tetapi komplikasi ini dikurangi dengan pemilihan bahan yang mampu dilewati gas
O2. Hal ini disebut Dk (gas Diffusion Coefficient), semakin
tinggi Dk-nya semakin besar bisa mengalirkan oksigen, sehingga semakin baik
bahan tersebut. 9
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada lensa kontak
dari segi klinis:
1.
Lapang Pandangan
Karena letak lensa kontak yang dekat sekali dengan
pupil serta tidak memerlukan bingkai dalam pemakaiannya, lensa kontak
memberikan lapang pandangan yang terkoreksi lebih luas dibandingkan kacamata.
Lensa kontak hanya sedikit menimbulkan distorsi pada bagian perifer.4
2. Ukuran Bayangan di Retina
Ukuran bayangan di retina
sangat tergantung dari vertex distance (jarak verteks) lensa koreksi.
Jika dibandingkan dengan pemakaian kacamata, dengan koreksi lensa kontak,
penderita miopia memiliki bayangan yang lebih besar di retina, sedangkan pada
penderita hipermetropia bayangan menjadi lebih kecil.4
3.. Akomodasi
Dibandingkan dengan kacamata,
lensa kontak meningkatkan kebutuhan akomodasi pada penderita miopia dan
menurunkan kebutuhan akomodasi pada penderita hipermetropia sesuai dengan
derajat anomali refraksinya.4
Lensa Kontak Lunak digunakan atas indikasi, seperti:4
1. Pemakaian lensa kontak pertama kali
2. Pemakaian sementara
3. Bayi dan anak-anak.
4. Terapi terhadap kelainan kornea (sebagai
bandage)
5. Orang tua
Lensa kontak keras digunakan atas
indikasi, seperti:4
1. Gagal
dengan lensa kontak lunak
2. Iregularitas
kornea
3. Alergi
dengan bahan lensa kotak lunak
4.
Dry eye
5. Astigmatisma
c. Operatif Refraksi
Bagi orang-orang yang
tidak nyaman pada penggunaan kacamata atau kontak lensa dan memenuhi kriteria
umur, derajat miopia dan kesehatan secara umum dapat melakukan operasi refraksi
mata sebagai alternatif atau pilhan ketiga untuk mengkoreksi miopia yang dideritanya.
Ada tiga type dalam melakukan operasi mata tersebut : 1) radikal keratotomi, 2)
photorefraktive keratectomi dan 3) laser-assisted in-situ keratomileusis
( LASIK ).4
LASIK
merupakan metode terbaru didalam operasi mata, LASIK direkomendasikan untuk
miopia dengan derajat sedang sampai berat. Pada LASIK digunakan laser dan alat
pemotong yang dinamakan mikrokeratome untuk memotong flap secara sirkular pada
kornea. Flap yang telah dibuat dibuka
sehingga terlihat lapisan dalam dari kornea. Kornea diperbaiki dengan sinar
laser untuk mengubah bentuk dan fokusnya, setelah itu flap ditutup kembali.4
LASIK
adalah suatu tindakan koreksi kelainan refraksi mata yang menggunakan teknologi
laser dingin (cold/non thermal laser) dengan cara merubah atau
mengkoreksi kelengkungan kornea. Setelah dilakukan tindakan LASIK, penderita
kelainan refraksi dapat terbebas dari kacamata atau lensa kontak, sehingga
secara permanen menyembuhkan rabun jauh (miopia), rabun dekat (hipermetropia),
serta mata silinder (astigmatisme).4
Untuk
dapat menjalani prosedur LASIK perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu:4
1.
Ingin terbebas dari kacamata dan
lensa kontak
2.
Kelainan refraksi:
Miopia sampai -1.00 sampai dengan -
13.00 dioptri.
Hipermetropia + 1.00 sampai dengan +
4.00 dioptri.
Astigmatisme 1.00 sampai dengan 5.00
dioptri
3.
Usia minimal 18 tahun
4.
Tidak sedang hamil atau menyusui
5.
Tidak mempunyai riwayat penyakit
autoimun
6.
Mempunyai ukuran kacamata/ lensa
kontak yang stabil selama paling
tidak 6 (enam) bulan
7.
Tidak ada kelainan mata, yaitu
infeksi, kelainan retina saraf mata, katarak,
glaukoma dan ambliopia
8.
Telah melepas lensa kontak (Soft
contact lens) selama 14 hari atau 2 (dua)
minggu dan 30 (tiga puluh) hari untuk
lensa kontak (hard contact lens)
Adapun
kontraindikasi dari tindakan LASIK antara lain:4
1.
Usia < 18 tahun / usia dibawah 18
tahun dikarenakan refraksi belum stabil.
2.
Sedang hamil atau menyusui.
3.
Kelainan kornea atau kornea terlalu
tipis.
4.
Riwayat penyakit glaukoma.
5.
Penderita diabetes mellitus.
6.
Mata kering
7.
Penyakit : autoimun, kolagen
8.
Pasien Monokular
9.
Kelainan retina atau katarak
Sebelum
menjalani prosedur LASIK, ada baiknya pasien melakukan konsultasi atau
pemeriksaan dengan dokter spesialis mata untuk dapat mengetahui dengan pasti
mengenai prosedur / tindakan LASIK baik dari manfaat, ataupun kemungkinan
komplikasi yang dapat terjadi. Setelah melakukan konsultasi / pemeriksaan oleh
dokter spesialis mata, kemudian mata anda akan diperiksa secara seksama dan
teliti dengan menggunakan peralatan yang berteknologi tinggi (computerized)
dan mutakhir sehingga dapat diketahui apakah seseorang layak untuk menjalankan
tindakan LASIK.4
Persiapan calon pasien LASIK:4
1.
Pemeriksaan refraksi, slit lamp,
tekanan bola mata dan finduskopi
2.
Pemeriksan topografi kornea /
keratometri / pakhimetri Orbscan
3.
Menilai kelayakan tindakan untuk
menghindari komplikasi
Sebagian besar pasien yang telah melakukan
prosedur atau tindakan LASIK menunjukan hasil yang sangat memuaskan, akan tetapi
sebagaimana seperti pada semua prosedur atau tindakan medis lainnya,
kemungkinan adanya resiko akibat dari prosedur atau tindakan LASIK dapat
terjadi oleh sebagian kecil dari beberapa pasien antara lain:4
1.
Kelebihan / Kekurangan Koreksi (Over
/ under correction). Diketahui setelah pasca tindakan LASIK akibat dari kurang
atau berlebihan tindakan koreksi, hal ini dapat diperbaiki dengan melakukan
LASIK ulang / Re-LASIK (enhancement) setelah kondisi mata stabil dalam
kurun waktu lebih kurang 3 bulan setelah tindakan.
2.
Akibat dari menekan bola mata yang
terlalu kuat sehingga flap kornea bisa bergeser (Free flap, button hole,
decentration flap). Flap ini akan melekat cukup kuat kira-kira seminggu
setelah tindakan.
3.
Biasanya akan terjadi gejala mata
kering. Hal ini akan terjadi selama setelah tindakan dan akan hilang dengan
sendirinya. Pada sebagian kasus mungkin diperlukan semacam lubrikan tetes mata.
4.
Silau saat melihat pada malam hari.
Hal ini umum bagi pasien dengan pupil mata yang besar dan pasien dengan miopia
yang tinggi. Gangguan ini akan
berkurang seiring dengan berjalannya waktu. Komplikasi sangat jarang terjadi,
dan keluhan sering membaik setelah 1-3 bulan.
Kelebihan
Bedah Refraksi LASIK antara lain: anestesi topikal (tetes mata), pemulihan
yang cepat (Magic Surgery), tanpa rasa nyeri (Painless), tanpa
jahitan (Sutureless & Bloodless), tingkat ketepatan yang tinggi (Accuracy),
komplikasi yang rendah, dan prosedur dapat diulang (Enhancement). 4
KESIMPULAN
Miopia atau sering disebut rabun jauh
adalah jenis kerusakan mata yang disebabkan oleh sumbu mata (jarak
kornea-retina) yang terlalu panjang atau daya bias kornea, lensa atau akuos
humor yang terlalu kuat.1
Miopia refraktif yaitu
miopia yang terjadi akibat pembiasan media penglihatan kornea dan lensa terlalu
kuat.Sedangkan, miopia aksial adalah miopia yang terjadi akibat panjangnya
sumbu bola mata, dengan kelengkungan kornea dan lensa yang normal.3
Menurut
derajat beratnya, miopia terbagi menjadi miopia ringan, miopia sedang, miopia
berat atau tinggi. Menurut perjalanan penyakitnya, miopia terbagi menjadi
miopia stationer, miopia progresif, dan miopia maligna. Menurut Duke Elder S,
miopia terbagi atas miopia kongenital, miopia degeneratif, dan miopia didapat.3
Ada
beberapa teori yang menjelaskan terjadinya miopia, diantaranya teori Aksial,
teori Steiger dan teori Sato.6
Dalam menegakkan diagnosis miopia, harus
dilakukan dengan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada
anamnesa, pasien mengeluh penglihatan kabur saat melihat jauh, cepat lelah saat
membaca atau melihat benda dari jarak dekat. Pada pemeriksaan opthalmologis
dilakukan pemeriksaan refraksi yang dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan cara subjektif dan cara objektif. Cara subjektif dilakukan dengan
penggunaan optotipe dari snellen dan trial
lenses; dan cara objektif dengan oftalmoskopi direk dan pemeriksaan
retinoskopi. 3
Penatalaksanaan
miopia dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: penggunaan kaca mata, lensa
kontak, dan operatif. Pengobatan pasien dengan miopia adalah
dengan memberikan kaca mata sferis negatif terkecil yang ketajaman penglihatan maksimal.3
Lensa
kontak ada dua macam yaitu lensa kontak lunak (soft lens) serta lensa
kontak keras (hard lens). Pengelompokan ini didasarkan pada bahan
penyusunnya. Lensa kontak lunak disusun oleh hydrogels, HEMA (hydroksimethylmetacrylate)
dan vinyl copolymer sedangkan lensa kontak keras disusun dari
PMMA (polymethylmetacrylate).4
Keuntungan lensa kontak lunak adalah nyaman, singkat
masa adaptasi pemakaiannya, mudah memakainya, dislokasi lensa yang minimal,
dapat dipakai untuk sementara waktu. Kerugian lensa kontak lunak adalah
memberikan ketajaman penglihatan yang tidak maksimal, risiko terjadinya
komplikasi, tidak mampu mengoreksi astigmatisme, kurang awet serta perawatannya
sulit.4
Kontak lensa keras mempunyai keuntungan yaitu
memberikan koreksi visus yang baik, bisa dipakai dalam jangka waktu yang lama
(awet), serta mampu mengoreksi astigmatisme kurang dari 2 dioptri. Kerugiannya
adalah memerlukan fitting yang lama, serta memberikan rasa yang kurang
nyaman.9
Bagi orang-orang yang tidak nyaman pada
penggunaan kacamata atau kontak lensa dan memenuhi kriteria umur, derajat
miopia dan kesehatan secara umum dapat melakukan operasi refraksi mata sebagai
alternatif atau pilhan ketiga untuk mengkoreksi miopia yang dideritanya. Ada
tiga type dalam melakukan operasi mata tersebut : 1) radikal keratotomi, 2)
photorefraktive keratectomi dan 3) laser-assisted in-situ keratomileusis
( LASIK ).4
LASIK merupakan metode terbaru didalam operasi mata,
LASIK direkomendasikan untuk miopia dengan derajat sedang sampai berat. Pada
LASIK digunakan laser dan alat pemotong yang dinamakan mikrokeratome untuk
memotong flap secara sirkular pada kornea.
Flap yang telah dibuat dibuka sehingga terlihat lapisan dalam dari
kornea. Kornea diperbaiki dengan sinar laser untuk mengubah bentuk dan
fokusnya, setelah itu flap ditutup kembali.4
+ comments + 1 comments
Casino - Kansas City - JS Hub
We have 김포 출장마사지 a huge selection of slots in our collection, which is always up to date. Please 여주 출장안마 see 안동 출장안마 our review to know more. Casinos Hours: 11am-7pmLocation: Kansas City, MO Rating: 4 · 14 votes 군포 출장마사지 · Price range: $ 강원도 출장마사지